Berikut ini adalah hasil survei yang dilakukan oleh Towers Watson,
sebuah perusahaan global servis profesional, belum lama ini, mengenai
prioritas kesehatan di mata perusahaan-perusahaan multinasional. Ketika
diminta untuk memberikan tiga tujuan yang paling penting dari strategi
kesehatan mereka, lebih dari separuh (54%) responden menjawab bahwa
strategi kesehatan mereka adalah untuk menunjukkan kepedulian mereka
terhadap kesehatan karyawan, ketahanan tubuh, serta manajemen stres
mereka. Di antara responden Asia-Pasifik, 62% responden memilih
penghargaan yang kompetitif sebagai satu dari tiga tujuan paling
penting, hal tersebut mencerminkan sangat kompetitifnya pasar tenaga
kerja di sebagian besar wilayah.
“Bersamaan dengan bisnis yang terus menarik perusahaan multinasional
top di seluruh dunia, dan bisnis lokal yang tumbuh dan bersaing di area
global, banyak negara di Asia mengalami peningkatan tajam dalam
permintaan tenaga kerja”, ujar Andrew Heard, Managing Director, Asia
Pacific Benefits Towers Watson. “Dalam konteks ini, program-program
kesehatan merupakan hal yang membedakan pemberi tenaga kerja yang baik,
dan tidak mengherankan bahwa perusahaan-perusahaan di Asia memandang
program kesehatan mereka sebagai cara untuk menarik dan mempertahankan
bakat-bakat teratas,” imbuh Heard.
Faktor biaya, dalam temuan survey tersebut juga masih merupakan
faktor penentu, di mana 52% dari seluruh responden dan 42% dari
responden Asia-Pasifik, menilai pengendalian peningkatan biaya kesehatan
sebagai objektif strategi kesehatan global mereka. Meningkatnya biaya
di Asia tidak hanya menjadi masalah bagi perusahaan multinasional yang
berpusat di Asia. Menjawab pertanyaan negara-negara mana yang paling
memprihatinkan dari segi biaya, di luar Amerika Serikat, tiga dari empat
negara teratas yang disebut oleh responden adalah negara-negara di
Asia, seperti Cina, Singapura, dan India.
Pada umumnya, perusahaan multinasional di Asia kesulitan untuk
membuat bisnis untuk membangun strategi kesehatan global – 67% dari
responden Asia-Pasifik mengatakan bahwa kesehatan global bukan prioritas
bisnis saat ini. Seperti wilayah sekitar lainnya, perusahaan
multinasional Asia-Pasifik juga kesulitan dengan kurangnya sumber daya,
termasuk anggaran dan staf. Survei mencatat bahwa 44% dari Perusahaan
multinasional Asia-Pasifik – persentase tertinggi dari semua wilayah
sekitarnya – mengatakan bahwa strategi kesehatan global mereka tidak
dikomunikasikan sama sekali atau hanya dikomunikasikan untuk sebagian
kecil kepada para pemimpin regional atau lokal.
“Data yang baik, penerapan yang terbukti serta komunikasi yang kuat
kepada para pemimpin regional dan lokal penting untuk menunjukkan kasus
bisnis di balik strategi kesehatan global dan mendapatkan persetujuan
dari pimpinan senior. Persetujuan dari pimipinan senior kemudian
menjamin bahwa strategi kesehatan memainkan peran yang tepat dalam
organisasi keseluruhan dan program reward ini berkelanjutan,” tambah
Heard sambil menyebut hambatan yang teridentifikasi oleh perusahaan
multinasional Asia-Pasifik dalam survei diantaranya karena kurangnya
data, sumber daya dan komunikasi yang buruk, akan sulit untuk diatasi
tanpa strategi perspektif yang luas.
Temuan lain dari survey Towers Watson meliputi dua hal. Pertama,
perusahaan yang memiliki strategi kesehatan tidak memberikan informasi
tersebut secara jelas kepada karyawan. Hanya 13% responden mengatakan
bahwa mereka telah menjelaskan strategi kesehatan mereka kepada seluruh
tenaga kerja global mereka. Kedua, dalam tiga tahun ke depan, Perusahaan
multinasional akan semakin bergantung pada peraturan global untuk
program manfaat perawatan kesehatan mereka. Pengelolaan data, dukungan
pihak ketiga dan penawaran program pencegahan dan kesehatan adalah
bagian yang kemungkinan besar muncul di bawah beberapa jenis
pemerintahan global di organisasi responden. (rudi@portalhr.com)
sumber : portalhr.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar