Timika -
Sedikitnya 8.000 pekerja PT Freeport Indonesia, Kamis pagi 15 September
2011, memulai aksi mogok kerja setelah pertemuan antara Serikat Kerja
Seluruh Indonesia (SPSI) dan manajemen PT Freeport tidak membuahkan
hasil.
Manajemen PT Freeport hanya bersedia menaikkan upah pokok karyawan
sebesar 22 persen yang akan dibayarkan bertahap pada Oktober 2011 dan
Oktober 2012. Karyawan menuntut memberlakukan standar gaji karyawan
sesuai dengan standar gaji Freeport McMoran (FCX) sebesar sekitar US$ 30
per jam kerja.
Menurut Simson, salah seorang karyawan di tambang bawah tanah, PTFI hanya membayar upah karyawan grade A tertinggi US$ 3 per jam kerja. "Karyawan seperti saya hanya mendapat tiga dolar per jam," kata Simson.
Hingga Kamis pagi sebanyak 51 bus karyawan bermuatan 60 orang penumpang sudah menurunkan sedikitnya 3.000 pekerja Freeport dari Tembagapura ke terminal bus pekerja di Gorong-gorong. Sebagian pekerja Freeport berkumpul di depan gerbang Kota Kualakencana dan memblokir jalan.
Kepala Kepolisian Resort Mimika Ajun Komisaris Besar Polisi Denny Edward Siregar mengatakan situasi areal kerja PT Freeport Indonesia dan Kota Timika masih aman. Edward mengatakan sekitar 1.000 polisi disiagakan. "Jumlah total pasukan sebanyak seribuan orang, sudah disebar di sejumlah areal yang dianggap vital," kata Edward, Kamis, 15 September 2011.
Menurut Edward, pekerja Freeport dilarang melakukan aksi di depan Office Building Kualakencana. "Karyawan juga tidak boleh menghentikan unit-unit perusahaan yang vital di tambang ataupun di pelabuhan, termasuk penyediaan bahan bakar," katanya.
Menurut Simson, salah seorang karyawan di tambang bawah tanah, PTFI hanya membayar upah karyawan grade A tertinggi US$ 3 per jam kerja. "Karyawan seperti saya hanya mendapat tiga dolar per jam," kata Simson.
Hingga Kamis pagi sebanyak 51 bus karyawan bermuatan 60 orang penumpang sudah menurunkan sedikitnya 3.000 pekerja Freeport dari Tembagapura ke terminal bus pekerja di Gorong-gorong. Sebagian pekerja Freeport berkumpul di depan gerbang Kota Kualakencana dan memblokir jalan.
Kepala Kepolisian Resort Mimika Ajun Komisaris Besar Polisi Denny Edward Siregar mengatakan situasi areal kerja PT Freeport Indonesia dan Kota Timika masih aman. Edward mengatakan sekitar 1.000 polisi disiagakan. "Jumlah total pasukan sebanyak seribuan orang, sudah disebar di sejumlah areal yang dianggap vital," kata Edward, Kamis, 15 September 2011.
Menurut Edward, pekerja Freeport dilarang melakukan aksi di depan Office Building Kualakencana. "Karyawan juga tidak boleh menghentikan unit-unit perusahaan yang vital di tambang ataupun di pelabuhan, termasuk penyediaan bahan bakar," katanya.
TJAHJONO EP
sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/kesra/2011/09/15/brk,20110915-356359,id.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar