Jayapura - Akibat
ribuan karyawan PT Freeport Indonesia mogok kerja dengan meninggalkan
areal tambang di Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, aktivitas
pertambangan di lokasi itu lumpuh hari ini.
Juru
Bicara Pimpinan Unit Kerja Serikat Pekerja-Kimia Energi dan
Pertambangan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (PUK SP-KEP SPSI) PT
Freeport Indonesia, Juli Parorrongan mengemukakan, hampir semua karyawan
sudah mulai turun dari Tembagapura ke Timika.
Menurut dia, saat ini aktivitas produksi tambang di Tembagapura sudah lumpuh total. “Sebab hampir semua karyawan ikut mogok meninggalkan areal pertambangan di Tembagapura dan yang tersisa hanya karyawan penjaga tambangnya saja,” kata Juli, Kamis, 15 September 2011.
Menurut dia, saat ini aktivitas produksi tambang di Tembagapura sudah lumpuh total. “Sebab hampir semua karyawan ikut mogok meninggalkan areal pertambangan di Tembagapura dan yang tersisa hanya karyawan penjaga tambangnya saja,” kata Juli, Kamis, 15 September 2011.
Kepala
Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua, Kombes Polisi Wachyono
mengemukakan, para karyawan Freeport ini turun dari Tembagapura menuju
Timika, tepatnya ke Chek Point 32, sekitar Kuala Kencana yang menjadi
areal manajemen Freeport. “Sejak pagi tadi, mereka meninggalkan areal
tambang di Tembagapura menggunakan bus,” katanya, Kamis, 15 September
2011.
Kabarnya, kata Wachyono, aksi mogok para karyawan Freeport ini dipicu soal tuntutan kesejahteraan. Sampai saat ini situasinya masih terkendali dan kondusif. “Saya baru saja dari sana melihat langsung untuk supervisi,” ujar Wachyono.
Kabarnya, kata Wachyono, aksi mogok para karyawan Freeport ini dipicu soal tuntutan kesejahteraan. Sampai saat ini situasinya masih terkendali dan kondusif. “Saya baru saja dari sana melihat langsung untuk supervisi,” ujar Wachyono.
Persoalan tuntutan kesejahteraan yang menjadi pemicu aksi mogok kerja ini dibenarkan Juli. “Aksi mogok ini kembali kami gelar karena manajemen Freeport tak pernah mau mengakomodir aspirasi karyawan soal tuntutan perbaikan upah,” ujarnya. “Padahal, Freeport salah satu perusahaan tambang raksasa dunia,” dia menambahkan.
Menurut
Juli, selain menuntut perusahaan mengubah sistem pengupahan, karyawan
juga menuntut perusahaan mengubah sistem tabungan rencana hari tua.
“Kami mengharapkan manajemen mengakomodir tuntutan kami ini,” katanya.
Aksi mogok kerja saat ini masih berlangsung. Rencananya bus yang mengangkut karyawan dari Tembagapura menuju Timika untuk hari ini sebanyak 190 trip.
Juli mengatakan, gelombang pertama sudah lebih dari 37 trip bus yang turun mengangkut karyawan. “Total hari ini direncanakan ada sekitar 190 trip. Biasanya, satu bus mengangkut sekitar 36 orang karyawan,” katanya.
Aksi mogok kerja saat ini masih berlangsung. Rencananya bus yang mengangkut karyawan dari Tembagapura menuju Timika untuk hari ini sebanyak 190 trip.
Juli mengatakan, gelombang pertama sudah lebih dari 37 trip bus yang turun mengangkut karyawan. “Total hari ini direncanakan ada sekitar 190 trip. Biasanya, satu bus mengangkut sekitar 36 orang karyawan,” katanya.
Menurut
Juli, rencananya ada sekitar 11.025 karyawan PT Freeport Indonesia,
yang berkomitmen akan melakukan aksi mogok kerja. “Aksi ini sendiri
direncanakan selama sebulan, sejak hari ini hingga 15 Oktober 2011
nanti,” katanya.
CUNDING LEVI
sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/kesra/2011/09/15/brk,20110915-356493,id.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar