Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Achmad Mubarok, menyatakan, saat ini
adalah waktu yang tepat untuk melakukan perombakan kabinet. Selain usia kabinet
yang hampir dua tahun lagi, juga kinerja menteri yang belum optimal dan
harus ditingkatkan, serta masalah bangsa yang harus segera diselesaikan.
“Jadi, sekarang adalah waktu yang tepat,” katanya.
Mubarok berpendapat, Presiden sebenarnya ingin melakukan perombakan kabinet sejak tahun lalu, tetapi hingga kini belum jadi.
“Selain masih ada sejumlah masalah sehingga waktunya dinilai belum tepat, Presiden juga tidak mau dipaksa-paksa atau diatur-atur. Sebab, reshuffle kabinet adalah hak prerogatif Presiden,” katanya.
Mubarok menjelaskan, saat ini memang ada pihak-pihak di luar pemerintah yang menginginkan pemerintahan berjalan baik dan mendesak Presiden segera melakukan perombakan kabinet.
“Saya kira Presiden jangan selalu berpikir akomodatif untuk merombaknya. Akan tetapi, berpikir profesional saja bagi kepentingan dan kebaikan sisa pemerintahan yang tiga tahun lagi,” katanya.
Mubarok mengakui, jika perombakan kabinet tidak segera dilakukan, beban Presiden semakin berat. ”Karena, kan, Presiden yang harus bertanggung jawab. Konsentrasi Presiden jadi terganggu,” katanya.
Namun, katanya, Presiden telah memiliki catatan kinerja para menterinya. “Biarlah Presiden yang memutuskannya,” katanya.
Mubarok meyakini, Presiden telah memiliki evaluasi terkait kinerja para menteri,” katanya.
Sementara itu dikabarkan ada lima menteri yang akan diganti terkait perbaikan kinerja kabinet.
Disebut-sebut posisi menteri yang diprediksi diganti adalah Menneg BUMN dengan alasan kesehatan, Menakertrans karena terkait masalah hukum, Menteri Perhubungan, Menteri ESDM dan Menpera.
Kabar yang beredar kalau Menneg BUMN akan diganti oleh internal di Kementerian Negara BUMN sendiri, sedangkan untuk posisi Menakertrans ada dua nama yang disebut-sebut calon kuat. Yakni Wakil Ketua Umum Partai Golkar yang juga mantan Menteri Tenaga Kerja Theo Sambuaga, dan tokoh serikat pekerja Andi Gani Nena Wea. [152/153/E-8/IMR/070/148/W-12]
“Jadi, sekarang adalah waktu yang tepat,” katanya.
Mubarok berpendapat, Presiden sebenarnya ingin melakukan perombakan kabinet sejak tahun lalu, tetapi hingga kini belum jadi.
“Selain masih ada sejumlah masalah sehingga waktunya dinilai belum tepat, Presiden juga tidak mau dipaksa-paksa atau diatur-atur. Sebab, reshuffle kabinet adalah hak prerogatif Presiden,” katanya.
Mubarok menjelaskan, saat ini memang ada pihak-pihak di luar pemerintah yang menginginkan pemerintahan berjalan baik dan mendesak Presiden segera melakukan perombakan kabinet.
“Saya kira Presiden jangan selalu berpikir akomodatif untuk merombaknya. Akan tetapi, berpikir profesional saja bagi kepentingan dan kebaikan sisa pemerintahan yang tiga tahun lagi,” katanya.
Mubarok mengakui, jika perombakan kabinet tidak segera dilakukan, beban Presiden semakin berat. ”Karena, kan, Presiden yang harus bertanggung jawab. Konsentrasi Presiden jadi terganggu,” katanya.
Namun, katanya, Presiden telah memiliki catatan kinerja para menterinya. “Biarlah Presiden yang memutuskannya,” katanya.
Mubarok meyakini, Presiden telah memiliki evaluasi terkait kinerja para menteri,” katanya.
Sementara itu dikabarkan ada lima menteri yang akan diganti terkait perbaikan kinerja kabinet.
Disebut-sebut posisi menteri yang diprediksi diganti adalah Menneg BUMN dengan alasan kesehatan, Menakertrans karena terkait masalah hukum, Menteri Perhubungan, Menteri ESDM dan Menpera.
Kabar yang beredar kalau Menneg BUMN akan diganti oleh internal di Kementerian Negara BUMN sendiri, sedangkan untuk posisi Menakertrans ada dua nama yang disebut-sebut calon kuat. Yakni Wakil Ketua Umum Partai Golkar yang juga mantan Menteri Tenaga Kerja Theo Sambuaga, dan tokoh serikat pekerja Andi Gani Nena Wea. [152/153/E-8/IMR/070/148/W-12]
sumber : http://www.suarapembaruan.com/politikdanhukum/isu-reshuffle-lima-menteri-mau-diganti/11400
Tidak ada komentar:
Posting Komentar