Sekitar 200 orang karyawan PT Freeport Indonesia melakukan unjukrasa di
Bundaran Hotel Indonesia (HI). Mereka meminta pemerintah menghentikan
aksi kekerasan di tanah Papua.
“Kasus Freeport di Timika seperti teror, teror yang dibiarkan. Teror dimana-mana. Dimana sumpah pemuda, satu nusa satu bangsa satu bahasa? Semakin ke sini, teror sekarang sangat sadis, sekarang ada penembakan lagi. Kita minta cuma satu, stop kekerasan,“ kata janda karyawan yang ditembak mati dalam rusuh PT Freeport Papua, Lili Siregar ditengah-tengah demontrasi stop kekerasan Papua di Bundaran HI, Jl Thamrin, Rabu (26/10/2011).
Para pengunjukrasa bukan hanya karyawan Freeport saja, tapi turut serta pula keluarga mereka. Para karyawan ini adalah karyawan yang tinggal di Jakarta, tapi adapula yang dari Papua sengaja ke Jakarta untuk turut aksi.
Para pekerja yang berunjukrasa masih tetap mengenakan seragam kerja, yakni kemeja rapi dan sebagian lainnya berdasi. Mereka membawa poster tuntutan yang salah satunya tertulis "Stop Kekerasan di Tanah Papua".
Ada pula spanduk yang berisi tulisan “Kami menuntut jaminan keamanan. Lindungi kami dari rasa takut. Usut tuntas kasus teror di area kerja kami,“.
Hingga pukul 10.45 WIB, aksi masih terus berlangsung. Tidak ada pengamanan berarti dari pihak kepolisian, sementara arus lalu-lintas terpantau lancar.
“Kami kasihan dengan warga Papua. Tahun 2009, mereka berbondong-bondong memilih presiden, mereka bangga dengan presiden Indonesia. Tapi sekarang mereka ditinggalkan, dibiarkan menjadi korban teror. Mau makan apa mereka kalau Freeport sampai keluar dari Papua,“ jelas Lili Siregar yang diamini peserta aksi lainnya. (Ari/gun)
“Kasus Freeport di Timika seperti teror, teror yang dibiarkan. Teror dimana-mana. Dimana sumpah pemuda, satu nusa satu bangsa satu bahasa? Semakin ke sini, teror sekarang sangat sadis, sekarang ada penembakan lagi. Kita minta cuma satu, stop kekerasan,“ kata janda karyawan yang ditembak mati dalam rusuh PT Freeport Papua, Lili Siregar ditengah-tengah demontrasi stop kekerasan Papua di Bundaran HI, Jl Thamrin, Rabu (26/10/2011).
Para pengunjukrasa bukan hanya karyawan Freeport saja, tapi turut serta pula keluarga mereka. Para karyawan ini adalah karyawan yang tinggal di Jakarta, tapi adapula yang dari Papua sengaja ke Jakarta untuk turut aksi.
Para pekerja yang berunjukrasa masih tetap mengenakan seragam kerja, yakni kemeja rapi dan sebagian lainnya berdasi. Mereka membawa poster tuntutan yang salah satunya tertulis "Stop Kekerasan di Tanah Papua".
Ada pula spanduk yang berisi tulisan “Kami menuntut jaminan keamanan. Lindungi kami dari rasa takut. Usut tuntas kasus teror di area kerja kami,“.
Hingga pukul 10.45 WIB, aksi masih terus berlangsung. Tidak ada pengamanan berarti dari pihak kepolisian, sementara arus lalu-lintas terpantau lancar.
“Kami kasihan dengan warga Papua. Tahun 2009, mereka berbondong-bondong memilih presiden, mereka bangga dengan presiden Indonesia. Tapi sekarang mereka ditinggalkan, dibiarkan menjadi korban teror. Mau makan apa mereka kalau Freeport sampai keluar dari Papua,“ jelas Lili Siregar yang diamini peserta aksi lainnya. (Ari/gun)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar