Surabaya -
Puluhan massa dari buruh serikat buruh sejahtera Indonesia (SBSI)
dan buruh PT Asian Profile Indosteel (API) menggelar demo. Dalam
aksinya, mereka menilai perusahaan pabrik baja itu banyak melakukan
pelanggaran, seperti pemotongan uang makan buruh yang datang terlambat 1
menit lebih.
"Banyak pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan PT Asian Profile Indosteel," ujar Ketua DPC SBSI Kota Surabaya, Warsono kepada wartawan di lokasi, Jumat (21/10/2011).
Pelanggaran yang dilakukannya diantaranya, PT API melakukan pemotongan uang makan sebesar Rp 5.000, bagi buruh yang terlambat datang satu menit lebih. Menurutnya, hal itu sebagai bentuk diskriminasi .
"Kenapa pekerja terlambat dipotong uang makannya, sedangkan staf tidak. Ini kan diskriminasi dan harus dihentikan," tuturnya.
Pelanggaran lainnya seperti PT API tidak mengakui keberadaan serikat buruh SBSI di perusahaan tersebut. SBSI juga menuntut PT API untuk menyediakan seragam kerja dan sepatu kerja, perlindungan K3, penghapusan status kontrak menjadi pegawai tetap, penghapusan buruh harian lepas menjadi karyawan tetap, pemberian susu untuk peningkatan gizi serta pengajuan perjanjian kerja bersama.
"Kami minta Disnaker Surabaya turun tangan, karena ada indikasi tindak kejahatan. Kami juga akan menyampaikan permasalahan ini ke DPRD Surabaya," jelasnya.
Dalam aksinya, massa juga menempelkan berbagai poster ke pintu gerbang masuk pabrik yang bertuliskan diantaranya, 'Perlakukan kami sebagai manusiawi bukan hewan', 'Kami ini manusia bukan sampah', 'Kami ingin kesejahteraan bukan kesengsaraan', 'Kami ingin keadilan dan perubahan PT Asian Profile Indosteel penuh dengan mafia' dan berbagai poster lainnya.
Aksi yang berjalan damai itu, mendapatkan penjagaan puluhan personel dari Polsek Asemrowo.(bdh/bdh)
"Banyak pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan PT Asian Profile Indosteel," ujar Ketua DPC SBSI Kota Surabaya, Warsono kepada wartawan di lokasi, Jumat (21/10/2011).
Pelanggaran yang dilakukannya diantaranya, PT API melakukan pemotongan uang makan sebesar Rp 5.000, bagi buruh yang terlambat datang satu menit lebih. Menurutnya, hal itu sebagai bentuk diskriminasi .
"Kenapa pekerja terlambat dipotong uang makannya, sedangkan staf tidak. Ini kan diskriminasi dan harus dihentikan," tuturnya.
Pelanggaran lainnya seperti PT API tidak mengakui keberadaan serikat buruh SBSI di perusahaan tersebut. SBSI juga menuntut PT API untuk menyediakan seragam kerja dan sepatu kerja, perlindungan K3, penghapusan status kontrak menjadi pegawai tetap, penghapusan buruh harian lepas menjadi karyawan tetap, pemberian susu untuk peningkatan gizi serta pengajuan perjanjian kerja bersama.
"Kami minta Disnaker Surabaya turun tangan, karena ada indikasi tindak kejahatan. Kami juga akan menyampaikan permasalahan ini ke DPRD Surabaya," jelasnya.
Dalam aksinya, massa juga menempelkan berbagai poster ke pintu gerbang masuk pabrik yang bertuliskan diantaranya, 'Perlakukan kami sebagai manusiawi bukan hewan', 'Kami ini manusia bukan sampah', 'Kami ingin kesejahteraan bukan kesengsaraan', 'Kami ingin keadilan dan perubahan PT Asian Profile Indosteel penuh dengan mafia' dan berbagai poster lainnya.
Aksi yang berjalan damai itu, mendapatkan penjagaan puluhan personel dari Polsek Asemrowo.(bdh/bdh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar